Manusia Dalam 5 Alam Kehidupan
Manusia adalah mahluk yang
paling sempurna yang di ciptakan oleh Allah SWT, ia mempunyai akal pikiran,
fisik nyata, dan juga hawa nafsu. Dan apakah manusia itu sadar bahwa setiap
manusia itu sebelum dan sesudah hidup di dunia, mereka itu akan melewati alam
yang mereka sendiri belum tahu tentang alam yang di maksud tersebut.
Akal pikiran manusia
inilah yang menjadi salah satu keunggulan manusia di bandingkan dengan mahluk
ciptaan Allah SWT. Salah satunya manusia dapat berhitung dengan menggunakan
akal.Manusia dapat berfikir tentang segala sesuatu keagungan Allah SWT dengan
belajar atas ciptaanNya. Dengan berfikir manusia itu dapat saling menghormati
dan menghargai satu dengan yang lainnya.
Fisik yang nyata merupakan
bagian dari manusia yang sangat penting. Kita harus sangat bersyukur bahwa
fisik dari bagian tubuh ini begitu lengkap dan sangatlah bermanfaat bagi fungsi
masing – masing. Coba kita banyangkan satu saja fungsi dari bagian tubuh ini
saja yang tidak berfungsi, pasti minimal rumah sakitlah yang sudah menunggu.
Pasti ujung-ujungnya ‘UUD’, yang berarti Ujung-Ujungnya Duit. Maka dari itu
jagalah diri kita keluarga kita , karena sehat itu memang sangatlah “mahal”
adanya. Untuk itu adanya sebuah pepatah yang mengatakan “ lebih baik kita
mencegah dari pada mengobati “. Kata yang begitu sederhana tapi sangatlah sulit
untuk penerapanya dalam kehidupan sehari-hari.
Hawa Nafsu dalam diri anak
cucu adam merupakan sebuah anugrah yang di turunkan oleh Allah SWT. Manusia di
dalam ini mempunyai kelebihan dalam hal Nafsu yang mana apabila baik dalam
mengelolanya dapat bermanfaat untuk kabaikan. Dan apabila tidak baik dalam
mengelolanya bisa berakibat mudarat ( sangat tercela ) dalam aplikasinya di
kehidupan sehari-hari.
Untuk itu penulis berharap
agar dengan tulisan yang ringkas ini dapat memberikan pengetahuan tentang siapa
manusia itu sejatinya, tentang fase dalam kehidupan manusia yang harus di
lewati. Agar pembaca dan penulis pada khususnya dapat lebih meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT. Supaya dapat bermanfaat untuk orang lain dengan
memberikan arti bahwa ada kehidupan manusia sebelum lahir dan sesudah meninggal
dari dunia yang hanya “numpang minum “ ini.
Penulis
Muhcammad Ridwan
1.1
Tujuan
1.2
Manfaat
Bab II. Isi
Pernahkah kita mengajukan pertanyaan kepada diri
kita masing-masing, Dimanakah kita sebelum dilahirkan? Apa dan bagaimana kita
selama di alam kandungan yang gulita itu? Bagaimanakah proses perjalanan yang
melelahkan itu sehingga kita sampai ke dunia ini? Lantas apa tujuan kita hidup
di dunia? Apa yang terjadi dengan umur kita yang semakin bertambah dan kian
hari usia kita semakin berkurang? Setelah tutup usia, kemanakah kaki kita
melangkah? Sekilas pertanyaan-pertanyaan tersebut terlihat biasa, namun pada
hakikatnya sungguh luar biasa. Sebab semua pertanyaan tersebut menyangkut
proses perjalanan manusia, dari alam roh hingga alam yang kekal nan abadi yakni
akhirat. Saat ini kita berada di alam Dunia, namun pernahkah kita sejenak
merenungkan ini . . . .?
Berikut kami ingin mencoba menyebutkan 5 macam
alam yang akan kita lalui dalam proses kehidupan manusia, yang semoga sedikit
penjelasan ini akan membuat kita muhasabah (evaluasi diri) yang insyaallah
semakin mendekatkan kita pada sang Khaliq. Adapun 5 macam Alam itu, yaitu :
1. Alam
Roh
2. Alam
Rahim
3. Alam
Dunia
4. Alam
Kubur
5. Alam
Akhirat
Manusia terdiri dari 2 kepribadian, yaitu pribadi
spirit/roh dan pribadi duniawi/jasad, oleh karena itu secara teoritis dia bisa
hidup dalam dua alam, yaitu alam roh dan alam duniawi. Pada awalnya sebelum
kita terlahir di Dunia yang penuh dengan kisah, cerita susah atau senang dimana
dunia penuh dengan hiasan, godaan dan ujian bagi setiap manusia.Ruh-ruh manusia ketika berada di alam ruh. Menurut
agama
Islam,
manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah Ta'ala, setelah
diciptakan-Nya makhluk lain seperti malaikat,
jin, alam semesta,
hewan
(binatang),
tumbuhan
dan lainnya. Allah menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi
makhluk yang paling sempurna. Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah
(pemimpin) di muka bumi dan memakmurkannya.
Pada
persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia,
yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada
mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an di dalam surah Al A'raf, yang
berbunyi
“
|
...dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka
(seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul,
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172)
|
”
|
Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh
manusia lahir ke dunia dianggap sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah
beriman kepada Allah dan ajaran yang lurus.
Ingatkah
anda pernah melakukan perjanjian dengan Allah SWT sebelum lahir ke dunia? Ya,
fitrah manusia memang pelupa, sehingga tidak ingat terhadap hal-hal yang sudah
disepakati dengan Rabb-Nya sebelum terlahir ke dunia.Perjalanan hidup manusia
sebenarnya sudah terperinci. Semua awal kehidupan dimulai dari alam ruh,
kehidupan dunia dan berakhir di surga atau neraka. Sebelum akhirnya dilahirkan ke dunia, manusia sebenarnya melakukan
perjanjian dengan Allah SWT.
Jika manusia menyanggupi, maka Ia akan lahir dan hidup di dunia, namun
jika tidak, Allah tidak akan menakdirkannya menjalani kehidupan di muka bumi.
Hal ini
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadist-hadist yang diriwayatkan Nabi Muhammad
SAW. Sebelum setiap manusia lahir ke dunia, Allah telah mengambil kesaksian
dari setiap jiwa atau ruh manusia. Dan dinyatakan juga dalam Alquran
sebagaimana ayat Al-Hadid ayat 8. “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah
padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya
Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang
beriman”. (QS. Al Hadid, 57:8)
Hal ini
diperkuat dalam QS Al A’raaf Ayat 172 tentang Syahadatnya jiwa manusia sebelum
ke Alam Dunia. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(serayaberfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada
hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini(keEsaan Tuhan)”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172)
Dari ayat
tersebut diketahui bahwa ruh manusia sudah mengakui keesaan Allah SWT. Ini
disaksikan oleh Nabi Adam dan penduduk langit sebagai saksi .
Perjanjian ini tidak akan pernah diingat manusia karena fitrah manusia sebenarnya adalah pelupa. Manusia kemudian lahir dalam keadaaan suci. Orang tuanya lah yang membuatnya beragama selain Islam. Namun ini bukan alasan manusia bisa mengelak atas janjinya kepada Allah SWT di akhirat kelak. Karena manusia dibekali akal dan pikiran untuk menentukan jalan kebenaran. Allah SWT juga sudah mengutus Nabi dan Rasul-Nya untuk mengingatkan kembali tentang perjanjian tersebut. Namun manusia tetap saja ingkar.
Perjanjian ini tidak akan pernah diingat manusia karena fitrah manusia sebenarnya adalah pelupa. Manusia kemudian lahir dalam keadaaan suci. Orang tuanya lah yang membuatnya beragama selain Islam. Namun ini bukan alasan manusia bisa mengelak atas janjinya kepada Allah SWT di akhirat kelak. Karena manusia dibekali akal dan pikiran untuk menentukan jalan kebenaran. Allah SWT juga sudah mengutus Nabi dan Rasul-Nya untuk mengingatkan kembali tentang perjanjian tersebut. Namun manusia tetap saja ingkar.
Manusia
secara fitrah memang melupakan perjanjian tersebut. Karena itu kenyataan yang
harus dihadapi oleh setiap manusia adalah sesungguhnya tidak ada satu jiwa pun
yang lahir ke dunia ini, kecuali Allah telah mengambil perjanjian dan kesaksian
mereka ketika di alam ruh bahwa, Allah adalah Rabb mereka, dan Allah melakukan
hal ini agar mengujinya dalam kehidupan dunia agar pada hari akhirat nanti
tidak ada satupun manusia yang akan mengingkari tentang keEsaan Allah.Zakir
Naik, seorang ulama asal India mengatakan hidup ini seperti ujian di sekolah.
Manusia menjalani kehidupan setelah setuju dengan perjanjian yang dibuatnya
dengan Allah SWT. Saat menjalani kehidupan, manusia seperti sedang ujian, Guru
tidak akan memberitahu jawaban meski sebelumnya apa yang diuji telah diajarkan.
Jawabannya
baru akan diberitahu saat ujian telah selesai. Setelah hari kiamat, Allah
barulah akan memberikan jawaban atas apa perjanjian yang sudah kita buat
dengannya sebelum lahir ke dunia. Perjalanan hidup manusia sebenarnya
sudah terperinci. Semua awal kehidupan dimulai dari alam ruh, kehidupan dunia
dan berakhir di surga atau neraka. Sebelum akhirnya dilahirkan ke dunia,
manusia sebenarnya melakukan perjanjian dengan Allah SWT. Jika manusia
menyanggupi, maka Ia akan lahir dan hidup di dunia, namun jika tidak, Allah
tidak akan menakdirkannya menjalani kehidupan di muka bumi. Hal ini dijelaskan
dalam Al-Quran dan hadist-hadist yang diriwayatkan Nabi Muhammad SAW. Sebelum
setiap manusia lahir ke dunia, Allah telah mengambil kesaksian dari setiap jiwa
atau ruh manusia.
Dan
dinyatakan juga dalam Alquran sebagaimana ayat Al-Hadid ayat 8. “Dan mengapa
kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman
kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika
kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hadid, 57:8).Dalam sebuah hadist
riwayat Iman Tirmidzi Rasulullah SAW bersada bahwa saat penciptaan adam Allah
mengusap punggung Adam lalu dari punggung tersebut keluar setiap ruh yang
menyerupai biji atom yang berjatuhan. Ruh tersebut kemudian dijadikan
berpasangan-pasangan lalu diambil janji dan kesaksiannya.
Hal ini
diperkuat dalam QS Al A’raaf Ayat 172 tentang Syahadatnya jiwa manusia sebelum
ke Alam Dunia. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (serayaberfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka
menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang
demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. (QS.
Al A’raaf, 7 : 172).Dari ayat tersebut diketahui bahwa ruh manusia sudah
mengakui keesaan Allah SWT. Ini disaksikan oleh Nabi Adam dan penduduk langit
sebagai saksi . Perjanjian ini tidak akan pernah diingat manusia karena
fitrah manusia sebenarnya adalah pelupa. Manusia kemudian lahir dalam keadaaan
suci. Orang tuanya lah yang membuatnya beragama selain Islam.
Namun ini
bukan alasan manusia bisa mengelak atas janjinya kepada Allah SWT di akhirat
kelak. Karena manusia dibekali akal dan pikiran untuk menentukan jalan
kebenaran. Allah SWT juga sudah mengutus Nabi dan Rasul-Nya untuk mengingatkan
kembali tentang perjanjian tersebut. Namun manusia tetap saja ingkar.
Manusia
secara fitrah memang melupakan perjanjian tersebut. Karena itu kenyataan yang
harus dihadapi oleh setiap manusia adalah sesungguhnya tidak ada satu
jiwa pun yang lahir ke dunia ini, kecuali Allah telah mengambil perjanjian dan
kesaksian mereka ketika di alam ruh bahwa, Allah adalah Rabb mereka, dan Allah
melakukan hal ini agar mengujinya dalam kehidupan dunia agar pada hari akhirat nanti
tidak ada satupun manusia yang akan mengingkari tentang keEsaan Allah.
Zakir Naik,
seorang ulama asal India mengatakan hidup ini seperti ujian di sekolah. Manusia
menjalani kehidupan setelah setuju dengan perjanjian yang dibuatnya dengan
Allah SWT. Saat menjalani kehidupan, manusia seperti sedang ujian, Guru tidak
akan memberitahu jawaban meski sebelumnya apa yang diuji telah diajarkan.
Jawabannya baru akan diberitahu saat ujian telah selesai. Setelah hari kiamat,
Allah barulah akan memberikan jawaban atas apa perjanjian yang sudah kita
buat dengannya sebelum lahir ke dunia.
Perjalanan
pertama yang akan di rasakan oleh manusia ialah Alam Roh.
Alam roh(arwah) adalah alam sebelum roh manusia di tiup kedalam kandungan seorang ibu. Awal perjalanan manusia di mulai dari alam roh(arwah) ketika Allah mengumpulkan semua roh(arwah) yang akan diturunkan ke bumi.
Alam roh(arwah) adalah alam sebelum roh manusia di tiup kedalam kandungan seorang ibu. Awal perjalanan manusia di mulai dari alam roh(arwah) ketika Allah mengumpulkan semua roh(arwah) yang akan diturunkan ke bumi.
Kejadian ini
di ceritakan dalam ayat Al-quran, yaitu;
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا
بَلَىٰ ۛشَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
Artinya; "Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (QS: Al-A'raf Ayat:
172)
Dan dalam
ayat Al-quran, yaitu;
ۚ
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ
عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya; "Maka
hadapkan-lah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui," (QS: Ar-Ruum Ayat: 30)
Dengan adanya ayat di atas maka seluruh manusia yang lahir ke dunia sudah mempunyai tanda, yaitu tanda fitrah, beriman kepada Allah dan agama yang lurus. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda dalam hadist;
Dengan adanya ayat di atas maka seluruh manusia yang lahir ke dunia sudah mempunyai tanda, yaitu tanda fitrah, beriman kepada Allah dan agama yang lurus. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda dalam hadist;
:عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُعَلَى الْفِطْرَةِ,
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ
Artinya:
"Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Kedua orang tuanya lah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang
Nasrani maupun seor
2.Alam RAHIM
Alam rahim adalah masa
perpindahan sejak pertama dalam tulang sulbi para ayah dan rahim para ibu
sebelum dilahirkan dimana masa kehidupan manusia sejak dalam tulang sulbi ayah
dan rahim ibu sebelum dilahirkan. Ketika Allah SWT menciptakan Adam a.s. Dia
menyimpankan zurriyat di tulang punggungnya yaitu kaum “ahli kanan”
(ahlulyamin) dan kaum ahli kiri (ahlul-syimal). Allah SWT pernah mengeluarkan
semua zurriyat ini dari tulang punggung Adam a.s. pada hari mitsaaq (hari
pengambilan janji manusia untuk mengakui keesaan dan ketuhanan Allah SWT di
Na'man, sebuah lembah yang dekat padang Arafah). Mengenai hal ini Allah swt
berfirman dalam surah al-A’raf ayat 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Benar (Engkau adalah Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (anak-anak Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".
Dalam surah Al-Mursalaat, juz keduapuluh
sembilan, ayat 20 hingga 23 Allah Ta'ala berfirman.
Yang bermaksud: Bukankah kami
telah menciptakan kamu dari air (benih) yang sedikit (hina) dipandang orang.
Lalu Kami jadikan air (benih) itu pada tempat penetapan yang kukuh (rahim ibu).
Serta Kami tentukan keadaanya, maka Kamilah sebaik-baik yang berkuasa
menentukan dan melakukan tiap-tiap sesuatu.
Dalam surah Al-Mu'minun,juz kelapan belas ayat
12, 13 & 14, Allah Ta'ala berfirman.
Yang bermaksud : Dan
sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari pati yang berasal dari tanah.
(Pati yang berasal dari tanah, ialah pati makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan tanaman yang tumbuh di bumi).Kemudian Kami jadikan pati itu
setitis air benih (air mani), pada tempat penetapan yang kukuh. Kemudian Kami
ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku lalu Kami ciptakan darah beku
itu menjadi seketul daging, kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa
ketul daging, kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang,
kemudian Kami balut tulang-tulang itu dengan daging. Setelah sempurna kejadian
itu Kami bentuk ia menjadi makhluk yang lain sifat keadaannya (keadaannya yang
asal serta ditiupkan roh padanya). Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian Allah
sebaik baik Pencipta.
Dalam surah Al-'Imran, juz ketiga ayat 6, Allah
Ta'ala berfirman.
Yang bermaksud: Dia lah yang
membentuk rupa kamu dalam rahim (ibu kamu) sebagaimana yang dikehendakiNya.
Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Kuasa, lagi Maha
Bijaksana.
Jauh sebelum sains modern menemukan proses
pembentukan embrio manusia, pada ke-7 M Alquran telah menjelaskan
proses pembentukan embrio manusia. Prof Keith L Moore, guru besar
Departemen Anatomi dan Biologi Sel Universitas Toronto pun telah membuktikan
kebenaran firman Allah SWT itu.
"Saya tak tahu apa-apa tentang agama, namun saya meyakini kebenaran fakta yang terkandung dalam Alquran dan sunah," papar Moore yang terkagum-kagum dengan kandungan Alquran yang secara akurat menjelaskan perkembangan embrio manusia.
"Saya tak tahu apa-apa tentang agama, namun saya meyakini kebenaran fakta yang terkandung dalam Alquran dan sunah," papar Moore yang terkagum-kagum dengan kandungan Alquran yang secara akurat menjelaskan perkembangan embrio manusia.
Alquran secara gamblang telah menjelaskan proses
pembentukan embrio manusia. Alquran telah berbicara tentang pertumbuhan janin
di dalam perut ibu fase demi fase, padahal janin dan pertumbuhannya tidaklah
terlihat dengan mata kepala dan tidak mungkin juga dijelaskan hanya dengan duga
dan kira.
Sains modern baru mengetahui proses penciptaan di
alam rahim setelah ditemukannya alat–alat pemeriksaan modern. "Saya
sungguh sangat membahagiakan bisa membantu mengklarifikasi pernyataan Alquran
tentang perkembangan manusia. Jelaslah bagi saya, pernyataan (Alquran) itu
pastilah turun kepada Muhammad dari Tuhan," papar Moore, ilmuwan terkemuka
dalam bidang anatomi dan embriologi.
Proses penciptaan manusia di dalam rahim
dijelaskan dalam Alquran surat al-Mu'minun ayat 12-14. ''Dan,
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah.
Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus daging.
Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain ...."
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan adanya enam
fase terbentuknya janin dalam rahim. Tahap pertama penciptaan janin
disebut Sulalah dimulai dari saripati mani. Allah menjelaskan
bahwa manusia diciptakan “ dari saripati air yang hina (air mani)”. Manusia
bukan diciptakan dari seluruh mani yang keluar dari suami – istri, tapi hanya
dari bagian yang sangat halus. Itulah yang dimaksud dengan “ Sulalah”
Menurut riset yang telah diteliti oleh para ahli
sekarang, bahwa manusia itu tercipta dari satu sperma saja. Itu sangat sedikit
sekali bila dibanding dengan sperma yang keluar dari laki-laki yang mencapai
jutaan sperma. Sulalah adalah kata yang paling tepat dan cocok untuk
menggambarkan proses terbentuknya janin ini, karena satu dari jutaan sperma ini
bergerak menuju ke rahim untuk membuahi ovum dari wanita.
Tahap kedua disebut Alaqoh.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah ( ‘Alaqoh ).” ‘Alaqoh
berarti juga nama dari binatang kecil yang hidup di air dan di tanah yang
terkadang menempel di mulut binatang pada waktu minum di rawa – rawa (yaitu
sebangsa lintah ).
Bentuk janin pada fase ini sangat mirip sekali
dengan binatang lintah tersebut. Bahkan kalau keduanya difoto bersamaan,
niscaya manusia tidak akan bisa membedakkan bentuk dan gambar keduanya.
Tahap ketiga, Mudghah (Segumpal Daging).
Dalam kelanjutan surat al-Mukminun dijelaskan ''Lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging.” Tahap keempat ditandai dengan muncul dan tumbuhnya
tulang. “Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang.”
Para ahli dan spesialis dalam bidang medis telah menyimpulkan bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai penutupnya. Setelah itu barulah muncul daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat – alat fotografi.
Tahap kelima, pembungkusan tulang dengan daging. “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan dagin...'' Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging.
Para ahli dan spesialis dalam bidang medis telah menyimpulkan bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai penutupnya. Setelah itu barulah muncul daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat – alat fotografi.
Tahap kelima, pembungkusan tulang dengan daging. “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan dagin...'' Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging.
Tahap keenam adalah perubahan janin ke
bentuk yang lain. “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain..'' Menurut Dr Ahmad Hamid Ahmad, bersama dengan berakhirnya pekan
ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8 – 16 milimeter”
Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah: bahwa bentuk tulang berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit, kemudian mulai berubah lurus dan tegap. Di tambah lagi ada sesuatu yang membedakan janin dengan makhluk hidup yang lain, yaitu sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, ”Seseorang dari kamu ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari, kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rizki dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya.” (Hadits riwayat Imam al-Bukhari dari `Abdullah).
Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah: bahwa bentuk tulang berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit, kemudian mulai berubah lurus dan tegap. Di tambah lagi ada sesuatu yang membedakan janin dengan makhluk hidup yang lain, yaitu sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, ”Seseorang dari kamu ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari, kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rizki dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya.” (Hadits riwayat Imam al-Bukhari dari `Abdullah).
Begitulah, proses penciptaan janin di dalam rahim
seorang ibu, hingga akhirnya melahirkan diusia kehamilan sembilan bulan.
Sungguh Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.Perjalan yang kedua
ialah Alam Rahim (kandungan). Rahim artinya kasih sayang. Alam rahim adalah
suatu alam di mana manusia dibentuk atas dasar kasih sayang Allah kepada
hamba-hamba Nya. Waktu berada di alam rahim ini, sejak itulah terjalin kasih
sayang yang disebut "Silaturahmi". Setelah melewati alam roh dan
setelah membuat kesaksian tentang Allah maka manusia akan memasuki kehidupan
dalam rahim (kandungan). Ketika manusia berada di alam rahim, jasad manusia di
ciptakan dalam beberapa tahap;
Tahap
pertama : nutfah yaitu dimulai setelah pembuahan atau minggu pertama. Itu
dimulai setelah terjadinya pencampuran air mani dengan telur. Allah berfirman
dalam Al-quran, yaitu:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ
نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Artinya: "Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat." (QS: Al-Insaan Ayat: 2)
- Tahap kedua : 'alaqah (segumpal darah yang melekat pada dinding rahim). Tahap pembentukan alaqah itu pada akhir pekan pertama / hari ketujuh. Pada hari ketujuh telor yang sudah dibuahi itu akan tertanam di dinding rahim (qarar makin).
- Tahap ketiga : mudghah (segumpal daging yang berwarna merah ke hitam-hitaman). pembentukan mudghah terjadi pada minggu keempat
- Tahap keempat : Izam dan Lahm, pada tahap ini adalah minggu ke lima, keenam, dan ketujuh. Yaitu pembentukan tulang-tulang, kemudian pembentukan otot-otot yang akan membungkus tulang-tulang itu.
- Tahap kelima : Nasy'ah Khalqan akhar, pada tahap ini yaitu pada minggu kedelapan, pembentukan menjadi janin, pada bulan ketiga janin telah terbentuk dengan sempurna.
Dalam tahap
kedua sampai kelima telah di jelaskan oleh Allah dalam firmannya; yaitu:
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَاالْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Artinya: "Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (QS:
Al-Mu'minuun Ayat: 14)
- Tahap keenam : Nafkhur-ruh yaitu tingkat peniupan roh.
kemudian
Allah menetapkan qadar kepada manusia di dalam rahim, qadar yang di tetapkan
oleh Allah ada empat: umur, rezeki, bahagia, dan sengsara. Hal ini telah di
jelaskan dalam sebuah hadist, yaitu:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قاَلَ
;حَدَّثَناَ رَسُوْلُ اللّهِ .صلم. وَهُوَ الصَّادِقُ
الْمَصْدُوْقُ ; إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيُجْمَعُ خَلْقُهُ
فِيْ بَطْنِ أُمِّه أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُوْنُ
عَلَقَةً مِثْلَ ذاَلِكَ ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً
مِثْلَ ذاَلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ
الرُّوْحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِماَتٍ ; رِزْقِه
، وَأَجَلِه ، وَعَمَلِه ، وَهَلْ هُوَ شَقِيٌّ أَوْ
سَعِيْدٌ - الحديث رواه أحمد -
Artinya: “
Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Telah bersabda kepada kami Rasulullah SAW –
Beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya; “Sesungguhnya seorang diantara
kamu (setiap kamu) benar-benar diproses kejadiannya dalam perut ibunya selama
40 hari berwujud air mani; kemudian berproses lagi selama 40 hari menjadi
segumpal darah; lantas berproses lagi selama 40 hari menjadi segumpal daging;
kemudian malaikat dikirim kepadanya untuk meniupkan roh kedalamnya; lantas
(sang janin) itu ditetapkan dalam 4 ketentuan : 1. Ditentukan (kadar) rizkinya,
2. Ditentukan batas umurnya, 3. Ditentukan amal perbuatannya, 4. Ditentukan
apakah ia tergolomg orang celaka ataukah orang yang beruntung“ (HR Ahmad).
3.Alam DUNIA
Alam Dunia adalah Masa
kehidupan di dunia sejak dilahirkan dan diwafatkan oleh Allah SWT, dimana
proses perpindahan dari Alam Rahim ke Alam Dunia bukanlah hal yang gampang.
Selama sembilan bulan di alam rahim itu, janin tumbuh dan membentuk diri
sehingga menjadi bentuk yang sempurna. Dengan izin Allah SWT kita terlahir ke
dunia ini dengan perjuangan ibu yang melahirkan kita antara hidup dan mati.
Al-Quran menyebut perjuangan itu dengan istilah “wahnan ‘ala wahnin” (kelemahan
di atas kelemahan), saking sakitnya proses melahirkan itu. Hanya karena izin
Allah SWT kita bisa selamat terlahir ke dunia hingga hidup seperti sekarang
ini.
"Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari (sari) tanah. Kemudian Kami jadikan (sari tanah)
itu air mani yang tersimpan dalam tempat yang kukuh (rahim). Lalu Kami jadikan
air mani itu segumpal darah, lalu gumpalan darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan Kami jadikan gumpalan daging itu tulang belulang, lalu Kami lapisi
tulang belulang itu dengan daging. Kemudian Kami bentuk ia jadi mahluk yang
lain. Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta." (QS: Al-Mu’minun: 12-14.)
Di alam dunia ini kita juga melalui proses
pertumbuhan dari tahun ke tahun. Ibnu Jauzi telah membagikan umur manusia pada
lima masa:
1. Masa kanak-kanak; dari sejak dilahirkan hingga
mencapai umur lima belas tahun.
2. Masa muda; dari umur limabelas tahun hingga
umur tigapuluh lima tahun.
3. Masa dewasa; dari umur tigapuluh lima tahun
hingga umur limapuluh tahun.
4. Masa tua; dari umur limapuluh tahun hingga
umur tujuh puluh tahun.
5. Masa usia lanjut; dari umur tujuhpuluh tahun
hingga akhir umur yang ditentukan oleh Allah SWT.
Pada tahap masa kanak-kanak
berlaku masa keringanan dari Allah SWT yaitu belum adanya taklif (beban
kewajiban) untuk mengerjakan solat dan puasa ataupun ibadah lainnya.
Orang-orang yang sudah baligh atau sudah dewasa diwajibkan menyuruh mereka
mengerjakannya karena kebaikan dan amal soleh dari anak yang belum baligh
selain menjadi amal kebaikannya juga akan menjadi catatan pahala bagi
ibu-bapanya selama kedua orang tuanya memperhatikan pendidikan dan
pengasuhannya. Jika anak telah mencapai masa baligh dan telah sempurna akalnya
maka ia telah menjadi mukallaf. Saat itulah segala kewajiban agama telah
berlaku atas dirinya.
Pada tahap masa muda terjadi
banyak perubahan baik fisik maupun non-fisik. Pada masa ini akan dipenuhi
dengan semangat dan kekuatan serta memuncaknya vitalitas. Masa muda ini
merupakan kesempatan untuk memperbanyak amal dan serta kebaikan. Namun
kecenderungan yang terjadi adalah sebagian besar memanfaatkannya untuk pemuasan
nafsu keduniaan. Dalam hal ini Rasullullah saw telah mengingatkan:
"Rebutlah lima perkara sebelum terjadi lima perkara: Masa mudamu sebelum
tiba masa tuamu, masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu, masa lapangmu sebelum tiba
masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum tiba
masa ajalmu." (HR. Al-Hakim, Baihaqi, Ibnu Abi'ddunia, Ibnul-Mubarrak).
"Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai
ditanya tentang empat perkara:
1. Tentang nya, untuk apa dihabiskan
2. Tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan
3. Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan
untuk apa dibelanjakan.
4. Tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat
dengannya. (HR. Tirmidzi).
Setelah
manusia berhasil melewati alam rahim, maka manusia telah memasuki tahap ketiga
dari perjalanan hidupnya, yaitu; alam dunia.
Dalam dunia ini perjalanan manusia melalui proses yang panjang,
mulai dari bayi yang hanya minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. proses ini tidak berjalan sama antara satu dengan yang lainnya. tidak semua manusia dapat hidup sampai remaja, dewasa, atau tua, karena kematian bisa datang kapanpun dan di manapun, serta tidak memandang usia, ada sebagian manusia yang hidup hanya sampai bayi, dan sebagian lagi hanya sampai remaja. dan sebagian yang lain ada yang hidup sampai tua bahkan sampai pikun.
Dalam dunia ini perjalanan manusia melalui proses yang panjang,
mulai dari bayi yang hanya minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. proses ini tidak berjalan sama antara satu dengan yang lainnya. tidak semua manusia dapat hidup sampai remaja, dewasa, atau tua, karena kematian bisa datang kapanpun dan di manapun, serta tidak memandang usia, ada sebagian manusia yang hidup hanya sampai bayi, dan sebagian lagi hanya sampai remaja. dan sebagian yang lain ada yang hidup sampai tua bahkan sampai pikun.
Di alam
dunia ini manusia mendapatkan taklif (tugas) dari Allah, yaitu berupa ibadah.
sedangkan alam dunia adalah tempat ujian bagi manusia. Di dunia manusia tidak
di larang untuk menikmati kehidupan duniawi, hanya saja perlu dipahami, bahwa
dunia ini tempat berbakti, tetapi penuh dengan berbagai tipu daya.
Allah berfirman;
Allah berfirman;
قُلْ مَنْ
حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ
الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ
الْقِيَامَةِ ۗ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
artinya: "Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui." (QS: Al-A'raf Ayat: 32)
Ayat-ayat ini menerangkan dengan jelas bahwa perhiasan
dari Allah dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia ini oleh ummat
manusia baik dari orang-orang yang beriman maupun orang-orang yang tak beriman,
tapi di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.
oleh sebab itu dalam Al-quran Allah memberi peringatan dengan firmannya;
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ
رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ
لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا شَهِدْنَا عَلَىٰ أَنْفُسِنَا ۖ وَغَرَّتْهُمُ الحَيَاة الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ
كَانُوا كَافِرِينَ
لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا شَهِدْنَا عَلَىٰ أَنْفُسِنَا ۖ وَغَرَّتْهُمُ الحَيَاة الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ
كَانُوا كَافِرِينَ
Artinya; "Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir." (QS: Al-An'am Ayat: 130)
Manusia hidup di dunia hanya sekali, dan tidak akan
ada kesempatan hidup di dunia untuk yang kedua kalinya, maka manusia wajib
mencari bekal untuk menuju ke alam yang selanjutnya. karena hanya di alam dunia
ini yang menjadi penentu nasib manusia setelah alam dunia. yaitu dengan cara:
beribadah kepada Allah, menjalankan perintahnya dan menjauhi semua larangannya
4.Alam BARZAH
Alam kubur disebut juga dengan
alam Barzakh. Ketika manusia meninggal, mereka akan menempati alam ini sampai
hari kiamat tiba. Alam barzah adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang
setelah meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari
kiamat. Pada alam kubur akan datang malaikat mungkar dan nakir untuk memberikan
pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita. Jika kita beriman dan
termasuk orang baik, maka di dalam kubur akan mendapatkan nikmat kubur yang
sangat menyenangkan daripada nikmat duniawi, sedangkan sebaliknya bagi orang
yang tidak beriman kepada Allah SWT, siksa kubur praneraka yang pedih sudah
menanti di depan mata.
Alam Barzah adalah kurun waktu
(periode) di antara saat kematian manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan
(dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan. Kita tidak mengetahui apa
yang terjadi di dalam periode ini. Namun demikian, kita dapat menyimak dari
berbagai ayat didalam kitab suci Al-Qur-an dan Hadits Nabi Muhammad SAW
mengenai periode ini. Sebagai contoh, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An’aam
Ayat 93
“Jika saja kamu dapat melihat
betapa dahsyatnya saat orang-orang zalim didalam sakaratul maut, Para malaikat
memukul dengan tangan mereka (seraya berkata), “Keluarkanlah nyawamu! Di hari
ini kamu akan dibalas dengan siksa yang menghinakan; karena
perkataan-perkataanmu yang selama ini kamu ucapkan perihal Allah yang tidak
benar, dan kamu selalu sombong terhadap petunjuk (ayat-ayat)-Nya.”
Jelaslah dari ayat ini bahwa
manusia bisa mendapatkan hukuman diwaktu kematian mereka. Dan dalam sebuah
hadits Asma bin Abu Bakar RA meriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad
SAW menasehati umat dan menjelaskan perihal siksa kubur. Ketika beliau
menjelaskan hal ini, semua orang beriman mulai menangis dengan kerasnya,
sehingga terciptalah suasana seperti berbaurnya beraneka-ragam ratap-tangis.
(Bukhari)
Sebelum
manusia melewati alam dunia, maka manusia akan mengalami kematian, jika kematian
telah datang maka putuslah semua hubungannya dengan kehidupan dunia. Setelah
meninggal dunia manusia akan memasuki alam barzakh(kubur), di alam kubur
manusia tinggal sendiri hanya amal baik dan buruk yang akan selalu menemaninya.
Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka.
Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka.
Sedangkan
Alam Kubur adalah alam tempat penantian untuk menanti hari kiamat, di alam
kubur ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur. Alam kubur ini
merupakan awal alam akhirat,
Alam ini "ghoib". oleh karena itu tidak mungkin untuk di selidiki. satu-satunya informasi yang wajib di pegang adalah dalil Al-quran dan hadist;
sebagaimana Allah berfirman;
Alam ini "ghoib". oleh karena itu tidak mungkin untuk di selidiki. satu-satunya informasi yang wajib di pegang adalah dalil Al-quran dan hadist;
sebagaimana Allah berfirman;
فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا ۖ وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ
الْعَذَابِ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا
وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ
أَشَدَّ الْعَذَابِ
Artinya; "Maka
Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir´aun beserta
kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka
pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada
malaikat): "Masukkanlah Fir´aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat
keras".
(QS:
Al-Mu'min Ayat: 45-46)
Dan firman
Allah:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ
إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ
قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ
الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ
وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ
الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْتَقُولُونَ عَلَى
اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
Artinya: "Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah
atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada
diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan
menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya
sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan
sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya." (QS: Al-An'am Ayat: 93)
Ayat Al-quran di atas menjelaskan nasib manusia yang
kafir kepada Allah dan manusia yang berada di jalan yang salah, maka akan di
tampakkan kepadanya neraka yang panas pada waktu pagi dan sore, dan mereka akan
mendapatkan siksaan yang sangat pedih.
Sedangkan
manusia yang bertakwa kepada Allah,, melakukan perintahnya dan menjauhi
larangannya,, ia akan mendapatkan nikmat kubur, dan akan di tampakkan kepadanya
hawa surga,
Allah
berfirman;
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ
الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا
أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya; "(yaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman
kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah
orang-orang yang beruntung." (QS: Al-Baqarah Ayat: 3-5)
5.Alam AKHIRAT
Alam akhirat adalah Masa
kehidupan di alam yang kekal dalam kenikmatan syurga atau dalam kepedihan
neraka. Seseorang tidak mungkin memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai
persoalan-persoalan yang belum ia alami atau belum mengetahuinya secara
hudhuri, atau belum ia sentuh dengan indranya. Berangkat dari kenyataan ini,
kita tidak dapat meyakini hakikat alam akhirat dan keadaan-keadaannya secara
detail dan sempurna, kita juga tidak dapat menyingkap hakikat-hakikatnya. Meski
begitu, kita bisa mengetahui sifat-sifat akhirat melalui akal atau wahyu.
Adapun sarana untuk mengetahui sifat-sifat tersebut kita dapat mengenalnya
melalui ciri-ciri dari alam akhirat, yaitu :
1. Alam akhirat bersifat kekal dan abadi
2. Alam akhirat merupakan wadah yang pasti untuk
terealisasinya kenikmatan dan kasih sayang yang seutuhnya, tanpa ada kesusahan
dan kelelahan di dalamnya, sehingga orang-orang yang telah mencapai tingkat
kesempurnaan insaninya dapat menikmati kebahagiaan itu. Alam tersebut tidak dicemari
oleh maksiat dan penyelewengan apapun. Berbeda dengan dunia yang di dalamnya
kebahagiaan yang seutuhnya tidak mungkin terwujud. Yang hanya terwujd di dunia
adalah kebahagiaan semu dan bercampur dengan berbagai kesulitan dan
kesengsaraan.
3. Alam akhirat setidaknya meliputi dua bagian
yang terpisah, yang pertama adalah rahmat, dan yang kedua adalah siksa,
sehingga dapat dibedakan orang-orang yang baik dari orang-orang yang jahat, dan
masing-masing mendapatkan balasan perbuatannya.Kedua bagian ini biasa dikenal
dalam syariat dengan istilah surga dan neraka.
4. Alam akhirat itu luas sehingga bisa menampung
pahala dan siksa bagi seluruh umat manusia atas segala apa yang mereka lakukan,
berupa amal baik dan amal buruk. Misalnya, ketika seseorang melakukan pembunuhan
atas jutaan manusia yang tidak bersalah, hukuman siksa terhadapnya semestinya
bisa terjadi di alam itu. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang menyelamatkan
nyawa jutaan umat manusia, ia dapat menerima pahala setimpal yang terdapat di
alam tersebut.
5. Alam akhirat itu merupakan tempat pembalasan,
bukan tempat pembebanan tugas dan tanggung jawab.
Alam akhirat
juga di sebut dengan alam baka, alam akhirat di dahului dengan terjadinya
kiamat, di mana alam semesta menjadi rusak total. seluruh jagat raya ini akan
hancur, entah seperti apa gambaran ketika semua ini terjadi.
Alam akhirat setelah terjadi kiamat menjadi 3, yaitu:
Alam akhirat setelah terjadi kiamat menjadi 3, yaitu:
- Padang Mahsyar adalah tempat penghitungan amal (hisaban). pada peristiwa ini seluruh ummat manusia mulai dari Nabi adam as sampai manusia terakhir di kumpulkan dalam satu tempat, Allah berfirman;
إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا
يَوْمَ يُنْفَخُ فِي
الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا
Artinya: "Sesungguhnya
Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu
itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok". (QS:
An-Naba' Ayat: 17-18)
- Surga adalah tempat orang yang rajin beribadah kepada Allah, menjalankan segala perintahnya, maka mereka di selamatkan dan di masukkan ke dalam surga.
- Neraka adalah tempat bagi Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang musyrik yang tidak mau bertaubat,, maka mereka akan kekal di dalam neraka yang penuh dengan siksaan. dan bagi orang yang tidak patuh terhadap perintah Allah. dan yang selalu berbuat dosa, maka mereka akan di masukkan ke dalam neraka, mereka akan di siksa dan di bersihkan dari dosa-dosanya.
Comments